Senin, 18 Maret 2019






Inilah perkiraan harga jual perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)untuk tahun 2019. 
Besarnya kenaikan harga tersebut berkisar antara 3,41 sampai dengan 7,75%.


Dimana Papua dan Papua Barat mengalami kenaikan harga terkecil, sementara Kalimantan mengalami kenaikan harga yang paling besar.
Kenaikan harga perumahan subsidi untuk tahun 2019 ini mempertimbangkan kenaikan harga material, terutama bahan bangunan impor. Dimana koreksi harga ini disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (USD).
Walaupun sebelumnya banyak yang mengkhawatirkan bahwa kenaikan harga perumahan subsidi ini menyebabkan banyak masyarakat yang tidak mampu membeli rumah karena kenaikan harga yang signifikan.
Tetapi setelah melihat usulan harga peruamahan subsidi kita boleh bernafas lega karena harga-harga tersebut masih akan terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan minimal 2,6juta per-bulan.
Dengan usulan harga perumahan untuk MBR tahun 2019 ini, cicilan masih terjangkau oleh masyarakat yang berpenghasilan kecil atau bahkan upah minimum regional (UMR).
Sekedar memberi ilustrasi, bahwa dengan usulan harga ini cicilan perbulan masih bisa di bawah 1 juta rupiah untuk tenor paling panjang.
Mari kita lihat usulan harga perumahan subsidi untuk tahun 2019. Harap dipahami bahwa daftar harga ini baru sekedar usulan, masih belum diputuskan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera).
Terlepas ini benar atau tidak tentu kita berharap agar tentang harga ini secepatnya diputuskan sehingga kita, para pengembang bisa secepatnya membuat perencanaan tentang harga perumahan:
Jawa, kecuali Jabodetabek: 140.000.000, harga 2018 adalah 130.000.000, ada kenaikan 7,69%
yang termasuk harga rumah subsidi ini adalah provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Banten.

Jabodetabek: 158.000.000, harga 2018 adalah 148.500.000, ada kenaikan 6,51%
Yang termsasuk harga rumah subsidi ini adalah Jakarta, Kabupaten Bogor, Kotamadia Bogor, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Tangerang, Kotamadia Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Depok.

Sumatera, kecuali Kepri, Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai: 140.000.000, harga 2018 adalah 130.000.000, ada kenaikan 7,69%.
Yang termasuk harga rumah subsidi di Sumatera ini adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung.

Bangka Belitung, Kepulauan Mentawai, Kepulauan Riau, kecuali Kepulauan Anambas: 146.000.000, harga 2018 adalah 136.000.000, ada kenaikan 7,35%.

Kalimantan kecuali Kabupaten Mutung Raya dan Kabupaten Mahakam Ulu: 153.000.000, harga 2018 = 142.000.000, ada kenaikan 7,75%.
Yang termasuk harga perumahan subsidi di Kalimantan ini adalah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Sulawesi: 146.000.000, harga 2018 = 136.000.000, ada kenaikan 7,35%.
Yang termasuk harga perumahan subsidi di Sulawesi ini adalah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo dan Sulawesi Barat.

Maluku dan Maluku Utara: 158.000.000, harga 2018 adalah 148.500.000, ada kenaikan 6,40%.
Terdiri dari provinsi Maluku dan Maluku Utara.

Bali dan Nusa Tenggara kecuali Kabupaten Alor dan Sabu Raijua: 158.000.000, harga 2018 adalah 148.500.000.
Yang termasuk dalam harga perumahan subsidi ini adalah Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur.

Papua dan Papua Barat: 212.000.000, harga tahun 2018 adalah 205.000.000, ada kenaikan harga jual 3,41%.
Yang termasuk harga jual rumah subsidi ini adalah Propinsi Papua dan Papua Barat.

Perbedaan Rumah Subsidi dan Non Subsidi

Perbedaan rumah subsidi dan non subsidi, itulah yang akan penulis bahas secara detail pada postingan kali ini. Yang mana pada artikel sebelumnya kita telah membahas mengenai perbedaan KPR konvensional dan KPR syariah
perbedaan rumah subsidi dan non subsidi
Untuk pasangan yang baru saja menikah, Rumah merupakan salah satu kebutuhan utama. Kebanyakan dari mereka setelah menikah akan mencari rumah untuk mereka tempati. Yang jadi maslah adalah harga rumah yang makin lama makin tinggi. sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk bisa membeli rumah. Karena memang harus menunggu dana terkumpul terlebih dahulu. Terlebih untuk mereka yang saat ini penghasilanya tidak tinggi.
Dengan permasalahn seperti itu kini kita dipermudah dengan adanya banyak penawaran kredit rumah untuk menjawab dan memberikan solusi. 
Penawaran KPR (kredit kepemilikan rumah) juga masih terbagi lagi menjadi 2 kategori. Yaitu KPR bersubsidi dan KPR non subsidi.
perbedaan rumah subsidi dan non subsidi
Pada postingan kali ini penulis akan menjelaskan apa itu KPR bersubsidi dan KPR non subsidi. Akan penulis buat sedetail mungkin untuk mempermudah Anda dalam membedakan antara keduanya. 
Penulis sangat berharap dengan adanya artikel ini bisa memberikan pandangan buat Anda. Sehingga nantinya Anda bisa membuat pertimbangan apabila Anda berada dalam kondisi kebingungan untuk memilih antara KPR subsidi atau KPR non subsidi. 

Apa perbedaan rumah subsidi dan non subsidi?Dimulai dari pengertian KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) subsidi terlebih dulu.


KPR subsidi adalah 
sebuah kredit kepemilikan rumah yang menargetkan masyarakat dengan penghasilan menengah kebawah. Jadi dengan adanya kredit ini diharapkan bisa meringankan masyarakat golongan menengah ke bawah dalam memenuhi kebutuhan rumah. Terlebih bagi masyarakat yang belum memiliki rumah atau perbaikan rumah bagi yang sudah mempunyai rumah tapi belum layak huni. Selanjutnya, bagaimana bentuk subsidi yang diberikan pada KPR subsidi ini? 
Adapun bentuk subsidi yang diberikan adalah:
  • Subsidi agar bisa meringankan kredit, dalam hal ini pemerintah memiliki peranan penting. Karena pemerintahlah yang membantu anda membayar jumlah kredit atau angsuran yang harusnya anda bayar.

  • Pemerintah juga membantu masyarakat terhadap perbaikan ataupun pembangunan rumah Anda. Oleh karenanya anda tidak perlu lagi membayar secara keseluruhan biaya perbaikan atau biaya pembangunan.
Mengingat pemberi subsidi adalah pemerintah, jadi KPR subsidi ini sudah diatur tersendiri oleh pemerintah. Diatas sudah saya jelaskan bahwasanya KPR subsidi ini membidik untuk masyarakat yang memiliki penghasilan menengah ke bawah. Pemerintah mempertimbangkan  batasan pada penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang akan diberkan. Jadi diharapkan tidak ada lagi oknum-oknum yang memanfaatkan program pemerintah ini. Kita semua berharap saudara-saudara kita memiliki rumah yang layak dan nyaman untuk mereka tempati bersama keluarga mereka.

KPR non subsidi adalah 
sebuah kredit kepemilikan rumah yang diperuntukkan untuk semua lapisan masyarakat. Berbeda dengan KPR subsidi yang yang sebagian ketentuan berdasarkan aturan pemerintah. KPR non subsidi ini ketentuanya ditentukan oleh pihak bank sesuai dengan kebijakan-kebijakan bank tersebut.  
Itulah perbedaan rumah subsidi dan non subsidi secara definisi, mungkin sudah ada gambaran buat anda untuk membedakannya. Akan terasa kurang jika hanya membaca definisi. Sebagian dari anda pasti masih perlu informasi yang lebih detail lagi.
Oleh karenanya penulis akan membahas lagi mengenai perbedaan diantara keduanya.
1. Harga jual
Dari segi harga jual rumah untuk KPR Subsidi, pemerintah menjamin sebagian bunga kredit. Oleh karena itu, angsuran menjadi flat selama masa kredit berlangsung.
Sedangkan untuk KPR Non Subsidi, pastinya mempunyai harga lebih tinggi dengan suku bunga yang lebih tinggi juga.
2. Fasilitas rumah
Pada KPR subsidi, Anda mendapatkan rumah dengan unit ruang tamu, kamar tidur, dan kamar mandi. Jadi apabila Anda ingin memilki dapur maka Anda harus mengeluarkan uang lagi. Teras dan atap pun umumnya di bangun dengan apa adanya. Anda  perlu mengeluarkan uang ekstra untuk membeli kanopi jika Anda tidak ingin air hujan menyembur ke jendela atau tembok rumah Anda.
Berbeda dengan KPR non subsidi, jika di lihat dari suku bunga yang lebih tinggi maka pantaslah kalau KPR rumah non subsidi lebih bagus dibandingkan dengan KPR rumah subsidi. Unit ruangan di rumah biasanya sudah terdapat dapur dan secara fisik bangunanpun kebanyakan lebih besar.
3. KPR (kredit pemilikan rumah)
Perbedaan rumah subsidi dan non subsidi dari segi KPR. Untuk rumah dengan KPR Subsidi, Pemerintah memberikan bantuan atau subsidi terhadap suku bunga KPR di bank, itu sebabnya KPR menjadi lebih murah.
KPR Non Subsidi, angsuran bisa memilih yang efektif/ non-flat (disediakan bank konvensional) ataupun yang flat (disediakan oleh bank syariah). Dalam KPR non subsidi suku bunga KPR mengikuti arah pasar.
4. Spesifikasi
Untuk hal spesifikasi Rumah  KPR subsidi, pastilah pemerintah sudah memiliki standar untuk bisa masuk ke dalam katagori rumah yang layak huni.
Spesifikasi untuk KPR non subsidi tentu berada di atas KPR subsidi. Umunya pengembang memiliki jenis rumah dengan harga yang berbeda-beda untuk di tawarkan.
5. Jalanan perumahan
Untuk jalanan perumahan pada KPR subsidi biasanya adalah jalan tanah.
Sangat berbeda dengan perumahan dengan KPR non subsidi yang jalanannya biasanya berupa aspal, cor, atau paving block / konblok.
6. Type bangunan
Dari segi type bangunan, Rumah dengan KPR subsidi memiliki standar, yaitu  maksimal ukuran type 36.
Berbanding terbalik deng rumah subsidi, rumah dengan KPR non subsidi ukuran standarnya adalah minimal type 36
7. Lokasi
Perbedaan rumah subsidi dan non subsidi dari segi Lokasi. Perumahan KPR subsidi bisa dipastikan tidak mungkin berlokasi di pusat kota. Biasanya terletak pada kawasan industri, pinggiran kota, dan di daerah yang belum atau sedang berkembang yang mana harga tanah di daerah itu masih tidak terlalu tinggi.
Pada perumahan dengan KPR Non Subsidi, seringkali berlokasi strategis, memiliki akses yang bagus serta mudah untuk di jangkau, dan tidak sejauh perumahan subsidi.
8. Dari segi renovasi
Rumah dengan KPR subsidi pada umumnya tidak diperbolehkan untuk melakukan renovasi rumah di 2 tahun pertama.
Sedangkan bagi Anda yang mempunyai rumah dengan KPR Non Subsidi, umumnya diperbolehkan melakukan renovasi sesuka hati dan harga jual pun akan bervariasi.
9. Harga jual kembali
Pada harga jual rumah dengan KPR subsidi, jika Anda ingin menjual rumah tapi kredit belum lunas maka harga jual harus mengikuti harga rumah subsidi lainnya yang sedang berlaku di perumahan itu.
Kenaikan harga rumah dengan KPR non subsidi lebih cepat dibandingkan rumah  dengan KPR subsidi. Jadi bisa dibilang rumah non subsidi lebih menguntungkan dalam hal investasi.
Demikian yang bisa penulis share, jika ada yang kurang silahkan teman-teman menambhkannya di kolom komentar. Jika dilihat dari perbedaan di atas Perbedaan Rumah KPR Subsidi dan KPR Non Subsidi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Selanjutnya dikembalikan lagi kepada anda. silahkan mempertimbangkan matang-matang sebelum anda memutuskan untuk mengambil yang mana. Carilah yang menurut anda yang memiliki profit sebesar-besarnya dan minim akan resiko.

Harga Perumahan Subsidi Tahun 2019? Inilah perkiraan harga jual perumahan untuk  masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) u...

RUMAH